Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Ruang Roh Jasad

Bismillahirrahmanirrahim Saya akan menyampaikan reportase perkuliahan filsafat pendidikan pada Selasa, 16 Oktober 2018 yang disampaikan oleh pak Aniq, yaitu mengenai Ruang Roh dan Jasad. Wadah atau jasad dapat bergerak karena adanya roh. Seperti robot tidak dapat bergerak tanpa adanya baterai atau harus dicas. Yang memfungsikan otak itu akal dan yang menggerakkannya itu realitas (asma). Misal namanya Dimas, secara nama dia “dimas” tetapi dibalik nama itu ada realitas, seperti orangtunya siapa, dimas tinggal dimana. Jadi asma itu bukan hanya sekedar nama tetapi memiliki makna lebih. Asma bisa disebut realitas, fenomena, peristiwa, kejadian, ciptaan, dan lain-lain. Manusia adalah ruang jadi pandailah mengelola diri sendiri   dan oleh karenanya jangan mudah terpengaruh. Pendidikan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang menciptakan kesadaran, kesadaran-kesadaran itu untuk memahami ruang realitas hidup kita. Manusia adalah titah Tuhan. Titah berarti mem

Pendidikan Nasional dan Tokoh Pendidikan

Selasa, 2 Oktober 2018 Bismillahirrahmanirrahim Dalam perkuliah filsafat pendidikan pertemuan ketiga dengan dosen Pak Aniq membahas mengenai materi berikut: Tokoh Pendidikan di Indonesia Kemajuan Pendidikan di Firlandia ternyata juga berkat Ki Hajar Dewantoro, ini karena Firlandia menganut filsafat Ki Hajar Dewantoro. Indonesia sebagai guru maka bangga bila muridnya berhasil. Lalu kita sengaja melupakan atau kita dilupakan? Bangsa yang lupa adalah bangsa yang bisa dikategorikan melupakan atau dilupakan, dia melalaikan atau dilalaikan. Jadi kita bangsa yang bodoh atau Belanda yang pinter? Ketika kita memiliki tokoh yang berpengaruh di Firlandia (kita memiliki filsafat pemikiran Dewantoro) maka jangan lupa. Mengapa Suwardi Suryaningrat berubah nama menjadi Ki Hajar? Ki berarti orang yang berpengaruh dan Hajar berarti dia seorang pengajar. Tokoh Pendidikan Lain: -        Mohammad Syafei -        Raden Ajeng Kartini, dan lain-lain Pen